Jumat, 05 Juni 2009

Distorsi (Samar) Sebuah Biola

Kemarin saya menyaksikan sebuah acara peringatan ulang tahun ke-46 salah satu unit radio ITB, 8EH. Saya sesungguhnya telah menantikan acara ini sejak beberapa bulan yang lalu setelah melihat para bintangtamunya, yakni ISO, Apres, PSM, dan The Panasdalam. Sekedar mengingat, dulu saya menyaksikan tiga unit seni di atas saling berrkolaborasi dalam Concerto In G10 dan acara tersebut yang membuat saya tertarik kembali untuk menyaksikan kolaborasi-kolaborasi mereka selanjutnya. Apalagi The Panasdalam. Wuih…saya sudah menantikannya tampil (lagi) setelah menyaksikan atraksi mereka pada Workshop Muda Creativity beberapa bulan yang lalu.


Saya datang sebelum jam 7 malam. Mengantri dan untunglah bisa duduk di kursi lini tengah. Saya dan penonton lain disambut oleh alunan instrumental dari ketiga unit. Kemudian pembawa acara masuk. Sayang sekali saya sudah mendapatkan imej kurang bagus dari acara ini. Ya. Pembawa acara laki-laki kurang komunikatif. Matanya kurang menelusuri penonton. Seakan lawan bicaranya hanya si pembawa acara wanita. Sesekali menatap penonton, kepalanya menunduk. Dan saya cukup yakin untuk urusan yang satu ini, banyak penonton setuju.


Lagu kedua ialah I don’t wanna miss a thing (Aerosmith). Menampilkan duo vokalis dari Apres. Tahu ‘kan lagu aslinya kental nuansa rock. Namun, dengan dentuman drum yang monoton dan jenis suara vokalis menjadikan lagu ini lebih berkesan jazzy-pop. Yang paling disayangkan adalah sound system, lebih spesifik, microphone untuk PSM bervolum kecil. Begitu pula microphone yang digunakan kedua vokalis. Kurang keras sehingga suara mereka terdengar samar-samar.


Lagu ketiga adalah mahadewi. Seolah muncul perasaan kecewa. Vokalis kurang membantu penyempurnaan perasaan yang ingin ditimbulkan dari lagu ini. Namun, barulah lagu selanjutnya, yakni Sweet Child O’Mine, menjadi lagu hasil kolaborasi yang saya senangi dalam acara tersebut. Instrumen, bagus. Namun, suara melodi gitar kurang terdengar. Saat gitaris Apres memainkan melod gitar pada akhir lagu, sama sekali tidak terdengar karena suaranya samara-samar, ditiban oleh alunan orkestra. Dan satu hal terpenting. Sekali lagi, microphone tidak bersahabat dengan vokalis lelaki. Satu lagi yang seharusnya bisa diperbaiki. Vokalis tidak ‘bertingkah’. Coba kalau ‘bertingkah’ alias lebih atraktif, saya sangat ingin memberi standing applause.


Penampilan selanjutnya yakni sang bintang tamu utama. The Panasdalam. Mereka membawakan lagu-lagu sama seperti lagu yang dibawakan saat Workshop Muda Creativity. Makanya telinga saya langsung awas tiap mendengar bait liriknya. Kalau urusan sound system dan atraksi panggung, ya saya bilang mereka sudah punya tim dan ciri khas sendiri. Makanya, oke banget-lah.


Lagu selanjutnya yang dibawakan berasal dari band Within Temptation, yakni Memories dan Our Solemn Hour. Kali ini vokalis wanita saja yang bernyanyi. Saya yakin benar setelah penampilan The Panasdalam, khususnya volume microphone sudah diperbesar. Namun, sepertinya memang volume suara sang vokalis kecil. Sayang. Kurang terdengar. Akan tetapi, untuk lagu Our Solemn Hour, saya sangat terkesan. Mungkin karena saya belum pernah mendengar lagu ini sebelumnya, jadi tidak dapat membandingkan antara yang asli dan hasil kolaborasi tiga unit seni ITB. Namun, dari kesan pertama, bagi saya PSM sangat membantu pembawaan lagu ini (terutama setelah penampilan The Panasdalam, volume microphone sudah diperbesar). Semacam memberi kesan gothic. Namun sepertinya sang vokalis wanita seolah sedang membawakan lagu ceria. Bagi saya kurang deh penjiwaan lagunya. Sayang, padahal instrument dan backsound sudah oke banget.


Lagu terakhir adalah Bohemian Rhapsody yang dikolaborasikan antara tiga unit seni dan The Panasdalam. Saya merasa ada sedikit miss-communication antara vokalis tambahan The Panasdalam dengan PSM pada awal-awal lagu. Tapi tidak tertera banget sih. Cukup oke. Untuk gitar, sound-nya juga sudah bagus. Dibuktikan dengan irama melodi gitar dari gitaris The Panasdalam yang enak didengar. Berbeda dengan suara gitar dari gitaris Apres yang masih menimbulkan kesan 'kresek-kresek'.


Pukul 21.00 lewat sedikit ketika kedua pembawa acara mengumumkan bahwa acara telah selesai. Apa maksudnya? Saya pun seolah mau membuat pernyataan di sini. 8EH seperti telah melakukan pembohongan publik. Jelas-jelas di tiketnya ada tulisan : START=7PM dan END=10PM. Saya seperti ingin menagih kembali uang saya.


Dan sekedar ingin menanggapi distorsi sebuah biola, tema acara ini. Menurut saya, kurang bagus untuk menonjolkan kata ‘sebuah biola’, karena dalam keseluruhan acara, biola tidak menjadi sesuatu yang menonjol. Semua instrument seolah sama. Kecuali untuk menarik minat, sebaiknya tema pun diperhatikan. Sesuaikah dengan konteks acara. Tapi ya ga' apa-apa juga sih. Tetap keren kok.


Berakhirlah sebuah konser kolaborasi malam itu. Dan saya kembali ke kost-an,menonton RCTI, menyaksikan konser berikutnya. Konser wanita-wanita muda-cantik didikan saya dalam Miss Indonesia. Ehehe...


-nge pos dengan beberapa editan di sana sini, u/ mencegah kesalahpahaman terhadap berbagai pihak. Pis!-

2 komentar:

Arimbi mengatakan...

buseng. si sausan pedes jg komentarnya. gw jg nonton can!

kalo menurut gw pribadi

musiknya asik dan menarik kok
pembaca acara nya fine2 aja

tp iy pas yg within temptation, otomatis gw nge compare sama vokalis nya within temptation yg suara2 opera gitu, jg ketika dibawain pas konser kemaren kesannya jd pop jd rada ga matching. mungkin masalah warna suara kali ya

panasdalamnya menghibur pisan. bassisnya menarik ya hehe.

satu hal, gw br ngeh bahwa lagu mahadewi itu baguuuuss banget. coba bandingkan dengan lagu2 alay masa kini (yg sialnya laku itu) hahaha

swsn mengatakan...

Ehehe...bassis panasdalam emang lucu, apalagi klo pake topi trus main bassny smbil duduk. wuedeh...cute! (jyaa...bahasa gw)

Eh emang pedes ya', y udah gw ganti2 dikit deh kata2ny. Dripada nasib gw kayak Prita.
Faktor ngantuk jg kali' pas ngetiknya.