Sabtu, 30 Agustus 2008

Tugas CaBoul

Wah...sebagai CaBoul gw diwajibkan mengerjakan tugas mengenai "9 elemen jurnalisme" dari kakak2 Boul. Sebenarnya masih rada bingung. Atau lebih tepatnya lupa. Disuruhnya bikin opini atau resume? Kalo resume kan pendek-pendek aja yah? Yang penting kan mencakup semua & menjawab pertanyaan yang kakak2 Boul itu kasih.
Mulai aja nih...elemen-elemennya:

1. Menyampaikan kebenaran
Kebenaran yang dimaksud untuk disampaikan oleh seorang jurnalis adalah kebenaran yang fungsional.Namun, tidak semua kebenaran yang fungsional itu berlaku secara umum. Menurut pandangan orang, kebenaran itu bisa berbeda. Lihat aja zaman sekarang ini, 1 + 1 nggak akan selalu 2 kan? Ada yang bilang jendela, 11, dsb. Oleh karena itu kebenaran yang fungsional itu bisa direvisi. Apalagi sekarang zaman makin berkembang. Pemikiran dan pendapat masyarakat juga bisa berkembang.

Satu hal lagi yang penting adalah kebenaran bisa dibangun tidak sekaligus dalam satu waktu untuk menjadi kebenaran yang lebih lengkap.
2. Memegang kepercayaan publik
Stakeholder, yakni 3 pihak yang memiliki kepentingan masing-masing.
  • Sisi pertama yakni pembaca, memiliki kepentingan sebagai konsumen a.k.a pihak yang berhak mendapatkan berita yang relevan dan aktual.
  • Sisi kedua yakni pemasang iklan, memiliki kepentingan sebagai penyalur dana yang dengan simbiosis mutualismenya dengan media perlu dikenal oleh publik.
  • Sisi ketiga yakni publik, memiliki kepentingan sebagai pihak yang ingin disalurkan aspirasinya kepada masyarakat sekaligus mengetahui aspirasi masyarakat lain.
Berkaitan dengan 3 sisi tersebut, sepantasnya pula jurnalis memiliki loyalitas terhadap ketiganya. Loyal terhadap pembaca, pengiklan, dan publik. Jangan hanya bertumpu kepada peningkatan keuntungan perusahaan. Jika hanya uang yang dicari, berita (biasanya) ditulis tanpa banyak pertimbangan dan mengakibatkan hasil tulisan akan kehilangan makna dari jurnalisme itu sendiri.
3. Disiplin verifikasi
Verifikasi bertujuan untuk menyampaikan informasi yang akurat. Namun, tujuan dari verifikasi itu sendiri tidak akan tercapai tanpa disertai tata cara dalam ber-verifikasi. Nah, sebelum sampai pada tata cara, ada beberapa konsep dalam verifikasi itu sendiri, yakni:
a. Jangan mengarang atau menambah apa pun.
b. Jangan menipu atau menyesatkan pembaca, pendengar, dan pemirsa.
c. Bersikap transparan alias terbukalah dalam melakukan reportase.
d. Bersandar pada reportase sendiri. Yakinlah dengan apa yang kau dapat. (*-*)
e. Bersikap rendah hati.

Sedangkan tata caranya...
a. Bersikap skeptis. Jangan cepat percaya dengan apapun. Dengan bersikap skeptis, akan mendorong jurnalis untuk lebih berpikir kritis.
b. Memeriksa akurasi.
Akurat yang dimaksud adalah semua informasi yang disuguhkan tidak kurang, tidak berlebihan, disuguhkan dengan sumber-sumber yang jelas, nama lengkap, angka, waktu, jarak, ukuran, tempat, dan sebagainya.
c. Jangan berasumsi. Poin ini berkaitan erat dengan konsep verifikasi nomor wahid (1).
d. Mengecek fakta.
4. Independen
Prinsipnya, seorang jurnalis harus bersikap independen dari hal-hal yang mereka liput. Nggak terpengaruh dengan tekanan dari luar yang dapat memengaruhi hasil liputan dan tulisannya. Nggak juga seperti wartawan bodrex yang minta imbalan atas apa yang diliputnya. Plin-plan.
5. Memantau kekuasaan dan menyambung lidah rakyat
Salah satu cara pemantauan adalah dengan melakukan investigative reporting, yaitu jenis reportase di mana seorang jurnalis berusaha mencari data sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber. Misalnya, melakukan wawancara langsung, bertanya kepada banyak orang, dan baca-baca buku yang berhubungan dengan berita yang sedang di-investigasi.
Sedangkan yang dimaksud dengan menyambung lidah rakyat...kalau dirunut secara urut, begini nih ceritanya :Media menyajikan berita, yang kemudian dibaca oleh masyarakat. Masyarakat memberi komentar mengenai berita tersebut. Media menyiarkan kembali komentar-komentar alias aspirasi masyarakat. Nah...selanjutnya, aspirasi itu didengar oleh para petinggi pemerintahan,yang memang bertugas untuk mendengar suara rakyat.
Dari kronologi inilah dapat dikatakan media menjadi penyambung lidah rakyat. .
6. Menjadi forum publik
Elemen yang ini tidak jauh berbeda dengan elemen sebelumnya. Media menjadi forum di mana publik bebas berkomentar dan mengeluarkan aspirasinya. Apalagi zaman sekarang ini teknologi makin canggih. Munculnya blog dan komunitas bebas lain di internet semakin memudahkan publik bersuara.
7. Memikat dan relevan
Pada dasarnya publik menginginkan tidak hanya hiburan, tetapi juga laporan yang relevan dan perlu. Namun, seringkali laporan tersebut tidak digubris karena dianggap tidak memikat. Jadi bagaimana cara menjadikan suatu laporan memikat sekaligus relevan?
Bidang jurnalis berkaitan erat dengan penulisan narasi. Namun, sesungguhnya menulis narasi yang memikat, menarik, dan relevan butuh waktu lama. Banyak contoh laporan yang dikerjakan selama berbulan-bulan, terkadang malah bertahun-tahun. Padahal waktu termasuk hal yang sulit untuk ditolerir dalam bidang jurnalisme. Oleh karena itulah, seorang jurnalis perlu belajar menulis narasi dalam suatu batas waktu.
8. Proporsional dan komprehensif
Berita yang proposional dan komprehensif dapat dilihat dari keselarasan antara judul dan isi yang tidak berat sebelah. Hilangnya elemen jurnalisme ke-8 pada berita-berita dapat diperhitungkan dari judul yang terlalu sensasional serta isi yang terlalu memojokkan. Sayangnya, hal tersebutlah yang biasa dilakukan jurnalis untuk menarik perhatian umum.
Mengenai berita apa yang diangkat, apa yang penting, dan apa yang dijadikan berita utama, antara seorang jurnalis dan pembaca penilaiannya bisa berbeda. Namun, pada umumnya masyarakat dapat mengetahui apakah jurnalis itu berusaha proporsional dengan beritanya atau hanya ingin mengundang perhatian.
9. Berhati nurani
Sangat sering seorang jurnalis dihadapkan pada keputusan yang harus dipertimbangkan dengan hati nurani. Meskipun atasan (redaktur) dapat dikatakan sebagai si penentu, namun seorang jurnalis berhak untuk menolak bahkan menentang jika apa yang dikatakan oleh atasan tidak sesuai dengan hati nuraninya.
(Kembali ke elemen ke-4), jurnalis yang independen adalah yang bisa menggunakan hati nuraninya tanpa tekanan dan iming-iming, termasuk tekanan atasan dan kehilangan pekerjaan.
Elemen ke-10
"Citizens, too, have rights and responsibilities when it comes to the news."
Berdasarkan pada elemen ke-10, kini masyarakat tidak hanya berperan menjadi consumer atau pembaca, tapi juga dapat menjadi producen alias seorang jurnalis. Masyarakat yang memproduksi berita dibantu dengan adanya perkembangan teknologi informasi, khususnya internet yang memuat adanya blog, online journalism, jurnalisme warga, jurnalisme komunitas, dan media alternatif lainnya.
Hal ini sebenarnya diilhami dari kekecewaan publik terhadap media mainstream yang ada sekarang. Dan karena tingkat kepercayaan publik terhadap media terus merosot, publik akhirnya mencari solusi untuk memuat maupun mendapatkan berita dari pihak lain, yakni masyarakat itu sendiri.

Untuk kakak2 Boul, kiranya sekian tugas resume saya. Untuk pembaca, semoga mengerti apa yang gw tulis. Kan gw baru calon jurnalis. Ga masuk Boulevard, ga jurnalis nih...(ahh...lebai).





Kamis, 28 Agustus 2008

Alhamdulillah...jd anak itb euy!

bru bbrp minggu masuk itb, jd anak kos. Tp kerasa nih badan makin kurus aja yah...?
Dulu di asrama ga' segininya.

NB: Anak itb pinter2 boh.