Sabtu, 09 Mei 2009

Syair Sang Sufi

Ilmu dan Cinta

Ketidakramahan dari orang bijak lebih baik daripada kebaikan hati orang bodoh.

Nabi berkata, “Kebencian dari kearifan lebih baik daripada rasa cinta yang datang dari orang bodoh.”

Syair seorang sufi, Jalaluddin Rumi, penyair yang karyanya sangat saya kagumi, syair yang menarik perhatian saya akan hubungan antara cinta dan kebodohan. Sajak-sajaknya memang banyak yang memuat keterkaitan antara cinta dan kebodohan. Contoh lain di bawah ini:

Dengan cinta, pahit menjadi manis

Dengan cinta, tembaga menjadi emas

Dengan cinta, sampah menjadi jernih

Dengan cinta, yang mati menjadi hidup

Dengan cinta, raja menjadi budak

Dari ilmu, cinta dapat tumbuh.

Pernahkah kebodohan menempatkan orang di atas tahta begini?

Entah apa maksud sebenarnya antara cinta dan ilmu dalam syair di atas. Hanya satu hal yang ingin saya kemukakan, bahwa menurut saya memang benar terdapat keterkaitan antara keduanya. Ilmu menimbulkan cinta.

Ilmu menimbulkan cinta .

Apakah bisa seseorang memiliki rasa cinta terhadap sesuatu yang tidak mengandung unsur ilmu? Menurut saya tidak mungkin. Tanpa suatu unsur ilmu, seseorang tak akan mampu bertahan di samping orang lain. Karena toh hari-harinya diisi oleh penurunan, bukan peninggian.

Lantas, Tuan Rumi, apakah dasar ilmu ini yang mengadakan cinta seorang sufi?

Seolah begitu dalam

Pun luas

Pun bebas

Saya yang hanya manusia biasa, dapatkah menemukan keindahan cinta layaknya cinta seorang sufi terhadap Tuhannya?

2 komentar:

Strangeman mengatakan...

dari setiap post kamu yang udah saya baca, ini yang paling inspiratif!

tak kenal maka tak sayang, tak kenal maka ta'aruf. terbukti dalam pelajaran, semakin kita bisa, semakin kita suka sama pelajaran itu!

Dan saya benci kimiaaaaaaaaaaaaaaaa.......(ga nyambung. lagi)

swsn mengatakan...

ehehehe...sy justru suka kimia (jika dan hanya jika dibandingin sm fisika!!!)