Selasa, 28 April 2009

Saya Kurang dan Saya Mengatasi

Saya sadar akan kekurangan yang saya miliki. Saya bukan tipe orang yang bisa mengutarakan pendapat dan mengekspresikan perasaan secara langsung lewat mulut dengan baik, karena tiap pendapat dan perasaan yang ingin saya utarakan selalu perlu untuk dipertimbangkan lebih dari satu kali terlebih dahulu. Saya lebih bisa dan pastinya lebih senang mengutarakan pendapat dan mengekspresikan perasaan menggunakan tangan, gerakan, dan perilaku. Bukan lewat mulut. Toh saya memang belum menjadi pembicara yang baik. Yang mampu merangkai kata-kata secara tepat dan persuasif.

Namun, saya senang dengan kenyataan ini. Walaupun tidak menutup kemungkinan bahwa saya memang harus belajar berbicara. Di luar itu, saya memang suka pekerjaan tangan. Beberapa orang menyebut saya cukup kreatif, melihat hasil kerja tangan saya. Atas dorongan orang-orang itu, maka saya merasa seperti diyakini bahwa nanti saya bisa membuat produk hasil kerja tangan yang mengantarkan saya memiliki status sebagai wiraswasta. Entah akan jadi kerja utama atau sampingan. Pokoknya, saya sudah menemukan salah satu minat saya di sana.

Kekurangan lain, saya adalah orang yang tertutup. Enggan mengutarakan apa-apa kepada orang lain. Hal ini yang membuat banyak orang, bahkan orang terdekat saya pun, tidak tahu gejolak apa yang sedang saya alami dalam hati dan pikiran saya. Dari dulu. Dan banyak orang mengeluhkannya. Contoh paling signifikan terjadi di rumah. Saya memang tidak punya alasan untuk marah kepada Ibu saya yang, saya yakin, sering masuk ke kamar saya, mencari tahu ada apa dan bagaimana hidup anaknya, membaca buku catatan harian saya diam-diam. Walhasil, saya jadi merasa bersalah karena seolah menelantarkan peran seorang Ibu untuk menjadi tumpuan anak perempuannya.

Tapi untunglah saya sadar bahwa menyimpan segala sesuatu terutama masalah pribadi itu tidak baik dan tidak boleh. Tapi mau bagaimana lagi. Saya tidak bisa jika harus menyampaikannya secara langsung pada orang lain. Entah, seperti ada perasaan malu, takut, dan tidak percaya.

Tapi untunglah pula saya menemukan blog dan situs jejaring. Melalui keduanya, saya bisa mengekspresikan perasaan dan pendapat melalui tulisan. Intinya, saya bisa mengutarakan pendapat dan ekspresi sebebas-bebasnya sesuai dengan kebisaan dan kemauan saya. Terserah sekarang siapa yang mau membaca tulisan saya. Boleh deh siapa saja.

Kemajuan terbesar yang sudah saya dapat dari hasil tulisan saya adalah saya BERHASIL mengutarakan kepada kakak bahwa ia adalah Laki-laki No.1 Yang Paling Membanggakan saya. Masa bodoh dengan tulisan saya yang pernah dipajang di Koran Kompas. Keberhasilan mengekspresikan pendapat pribadi memang jauh lebih memuaskan dibanding keberhasilan atas tuntutan topik.

Ya. Intinya adalah jalan untuk mengatasi kekurangan diri itu selalu ada.

Tidak ada komentar: